Bagi yang belum entri data, segera lakukan lapor diri agar kami mempunyai data anda
Entri Data / Lapor Diri
Keluarga Besar Alumni SMP Hang Tuah 3 Jakarta mengucapkan Turut Berduka Cita yang sedalam-dalamnya atas meningnggalnya ibu Aryani (Ibunda Ibnu Dimar / Alumni Th. 2004). Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Tampilkan postingan dengan label Artikel Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Religi. Tampilkan semua postingan

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan "Aku Mencium Bau Surga"

Dalam sebuah hadist yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu'anha bahwa Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam bersabda,
"Ada tujuh golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain dari naunganNya... diantaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah."


Dalam sebuah hadist shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata, "Wah... angin surga, sungguh aku telah mencium bau surga yang berasal dari balik gunung Uhud." 

Seorang dokter bercerita kepadaku, Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melartikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang kesakitan? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, "Jangan khawatir! Saya akan meninggal.... tenanglah.... sesungguhnya aku mencium bau surga!" Tidak hanya sampai disitu saja, bahkan ia mengulang - ulang kalimat tersebut di hadapan para dokter yang merawatnya. "Wahai saudara - saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri.... karena sekarang aku mencium bau surga."

Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduannya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat. "Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah." Ruhnya melayang kepada Sang Pencipta Subhanallahu wa Ta'ala.

Allahu Akbar.... Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari.... semua kalimat tidak mampu terucap.... dan pena telah kering di tangan.... aku tidak kuasa kecuali hanya mengulang dan mengingat Firman Allah Subhanallahu wa Ta'ala,

'Allah meneguhkan (iman) orang - orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat' (Ibrahim : 27)

Tidak ada yang perlu di komentari lagi.

Ia melanjutkan kisahnya,

Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya' di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat Maghrib pada hari yang sama.
  1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadist shahih Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam bersabda, "sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat." Ini merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
  2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
  3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketahuhidan dan persaksiaannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanallah....sungguh inidah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugerahkan ki Husnul Khatimah.

Saudara - saudara tercinta.... kisah belum selesai....

Saudara Dhiya' bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang bisa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukan anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan - jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal - hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang menguk Khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembacapun mengidam-idamkannya; meninggal dengan mencium bau surga.

Ayahnya berkata, "Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjama'ah. Ia gemar menghafal al-Qur'an dan termasuk salah satu siswa yang berprestasi di SMU"

Aku katakan, "Maha benar Allah yang berfirman,

'sesungguhnya orang - orang yang mengatakan, Rabb kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu' Kamilah pelindung - pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabbb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (Fushsilat : 30-32)."

Sumber : SERIAL KISAH TELADAN KARYA MUHAMMAD BIN SHALIH AL-QAHTHANI, Penerbit DARUL HAQ, Telp. 021 4701616 sebagai yang dinukil dari Qishash wa 'Ibar Karya Doktor Khalid al-Jabir

Anda ingin mengirimkan Artikel Religi? klik disini


www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

Bagaimana Pacaran Menurut Islam ?



Pada pembahasan season ini kita mengangkat malah pacaran. Pacaran yang sudah merupakan fenomena mengejala dan bahkan seperti jamur di musim hujan menjadi sebuah ajang idola bagi remaja. Cinta memang sebuah anugerah, cinta hadir untuk memaniskan hidup di dunia, apalagi rasa cinta kepada lawan jenis, sang pujaan hati atau sang kekasih hati menjadikan cinta itu begitu terasa manis bahkan kalo orang bilang bila orang sudah jatuh cinta, maka empedupun terasa seperti gula. Begitulah cinta, sungguh hal yang telah banyak menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang kenistaan manakala tidak berada dalam jalur rel yang benar. Mereka sudah tidak tahu lagi mana cinta yang dibolehkan dan mana yang dilarang.

Kehidupan seorang muslim atau muslimah tanpa pacaran adalah hambar, begitulah kata mereka. Kalau dikatakan nggak usah pacaran maka serentak ia akan mengatakan "Lha kalo nggak pacaran, gimana kita bisa ngenal calon pendamping kita ?". Kalo dikatakan pacaran itu haram akan dikatakan, "pacaran yang gimana dulu ?" 
Beginilah keadaan kaum muda sekarang, racun syubhat, dan racun yang bmembela hawa nafsu sudah menjadi sebuah hakim akan hukum halal-haram, boleh dan tidak. Tragis memang kondisi kita ini, terutama yang muslimah. Mereka para muslimah kebanyakan berlomba - lomba untuk mendapatkan sang pacar atau sang kekasih, apa sebabnya, "Aku takut nggak dapat jodoh." 
Muslimah banyak ketakutannya tentang calon pendamping, karena mereka tahu bahwa perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 1 : 5. Tapi apakah jalan pacaran sebagai penyelesaian ? Jawabnya TIDAK. Bagaimana bisa, kita ikuti selengkapnya pembahasan ini sebagai berikut, (diambil dari buku Pacaran dalam Kacamata Islam karya Abdurrahman al-Mukaffi)

Dikatakan beliau bahwa pacaran dikategorikan sebagai nafsu syahwat yang tidak dirahmati oleh Allah, karena ketiga rukun yang menumbuhkan rasa cinta menyatu di luar perkawinan. Hal ini dilakukan dengan dalih sebagai suatu penjajakan guna mencari partner yang ideal dan serasi bagi masing - masing pihak. Tapi dalam kenyataannya masa penjajakan ini tidak lebih dimanfaatkan sebagai pengumbaran nafsu syahwat semata-mata, bukan bertujuan secepatnya untuk melaksanakan perkawinan.

Hal ini tercermin dari anggapan mereka bahwa merasakan ideal dalam memilih partner jika ada sifat - sifat sebagai berikut :
  1. Mereka merasa beruntung sekali jika selalu dapat berduaan, dan berpisah dalam waktu pendek saja tidak tahan rasanya. Dan keduanya merasa satu sama lainnya memerlukan.
  2. Mereka merasa cocok satu sama lainnya. Karena segala permasalahan yang sedang dihadapi dan dirasakan menjadi masalah yang perlu dicari pemecahannya bersama. Hal ini dimungkinkan karena mereka satu dengan lainnya merasa dapat mencapai saling pengertian dalam seluruh aspek kehidupannya.
  3. Mereka satu sama lain senantiasa berusaha sekuat tenaga dengan menuruti kemauan sang kekasih. Hal ini dimungkinkan karena perasaan cinta yang telah tumbuh secara sempurna dengan pertautan yang kuat.
Tapi tanpa disadari, pacaran itu sendiri telah melambungkan perasaan cinta makin tinggi. Disisi lain pacaran menjerumuskan pada hubunga intim yang merusak cinta, melemahkan dan meruntuhkannya. Karena pada hakekatnya hubungan intim dalam pacaran adalah tujuan hendak dicapai dalam pacaran. Oleh karena itu orang yang pacaran selalu mendabakan kesyahduan. Dengan tercapainya tujuan tersebut kemungkinan tuntutannya pun mereda dan gejolak cintanya melemah. Hingga kebencian menghantui si bunga yang telah layu, karena si kumbang belang telah menghisap kehormatan secara haram.
Tak ubahnya seperti apa yang diinginkan oleh seorang pemuda untuk memadu cinta dengan dara jelita kembang desanya. Dalam pandangannya sang dara tampak begitu sempurna. Hingga kala itu pikiran pun hanyut, malam terkenang, siang terbayang, makan tak enak, tidur tak nyenyak, selalu terbayang si dia yang tersayang. Hingga tunas kerinduan menjamur menggapai tangan, menggelitik sambil berbisik. Bisikan nan gemulai, tawa-tawa kecil kian membelai, canda-canda hingga terkulai, karena asyik, cintapun telah menggulai. Menggulai awan yang mengawang, merobek cinta yang tinggi membintang, hingga luka mengubur cinta...

Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyin tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyin, "Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduannya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya."

"Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah - olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung - dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entak cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah membayangkan dan menghayal, zinanya tangan adalah menyentuh tubuh lawan jenisnya yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.

Rasulullah bersabda,

"Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya"

Jika kita sejenak mau instropeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak dasar makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, dimana saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam pacaran ini. Pacaran adalah proses ketidak puasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
  1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpaan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. Hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat - sifat yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. hubunganpun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis, pertama ia menilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyumpun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya, kemudian jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah kata-kata pujian, kemudia ia tuliskan dalam buku diary,"Akankah ia mencitaiku?" Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
  2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Julliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I Love You". Jika Julliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan pun dibuat, ada ijin sang Romeo untuk datang ke rumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar". Kapanpun sang Romeo pingin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing - masing, persoalanmu akan menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat ingin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
  3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. "Buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadi perasaan masing - masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini, ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'idzubillah.
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan, dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan. Segalanya telah diberikan sang Juliet, Julietpun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang Romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda